Entah kenapa malam ini aku merasa begitu senyap. Padahal hiruk pikuk ratusan manusia terhampar di hadapku, gelegar suara musik dengan hentakannya terasa seperti memukul jantungku. Aneh. Aku merasa sepi dalam keramaian.
Malam ini aku tak menepati janjiku pada orangtuaku untuk pulang. Ritual yang seharusnya kulakukan tiap pekan, belum kulakukan sejak bulan kemarin. Demi apa? Entahlah, aku sendiri tak tau ini untuk apa dan demi siapa. Kuikuti saja jalan yang kulewati. Lurus saja, aku tak ingin berputar atau berubah haluan. Biar kunikmati peranku dengan baik.
Tapi yang kadangkala terjadi, aku mesti puas dan mencoba 'menikmati' nya seorang diri. Seperti saat ini. Aku merasa ditinggal seorang diri. Aku merasa penat, sungguh penat. Dan aku seperti ingin lari dari kenyataan. Kamu pun seperti itu. Lalu bagaimana bisa aku memaksamu dan menyeretmu agar mau ikut merasakan penatku? Bagaimana bisa aku menambah bebanmu dengan segudang beban yang sebenarnya tak begitu penting untuk dipikirkan?
Dan sialnya cuma kamu yang saat ini aku inginkan. Tapi aku tak mungkin dan tak ingin memaksamu lagi. Aku bingung merasakan kebingungan yang kurasakan. Aku tak tau bagaimana membagi yang tak bisa kubagi.
Kembalilah. Kuatlah agar mampu kuatkan aku lagi. Aku tak akan membagi bebanmu. Tapi setidaknya, ketika melihatmu kuat aku merasa tak ada lagi yang harus kucemaskan. Segalanya kan terlihat mudah dan baik-baik saja.
Pulanglah. Ke rumahmu yang sebenarnya. Di hatiku.
Malam ini aku tak menepati janjiku pada orangtuaku untuk pulang. Ritual yang seharusnya kulakukan tiap pekan, belum kulakukan sejak bulan kemarin. Demi apa? Entahlah, aku sendiri tak tau ini untuk apa dan demi siapa. Kuikuti saja jalan yang kulewati. Lurus saja, aku tak ingin berputar atau berubah haluan. Biar kunikmati peranku dengan baik.
Tapi yang kadangkala terjadi, aku mesti puas dan mencoba 'menikmati' nya seorang diri. Seperti saat ini. Aku merasa ditinggal seorang diri. Aku merasa penat, sungguh penat. Dan aku seperti ingin lari dari kenyataan. Kamu pun seperti itu. Lalu bagaimana bisa aku memaksamu dan menyeretmu agar mau ikut merasakan penatku? Bagaimana bisa aku menambah bebanmu dengan segudang beban yang sebenarnya tak begitu penting untuk dipikirkan?
Dan sialnya cuma kamu yang saat ini aku inginkan. Tapi aku tak mungkin dan tak ingin memaksamu lagi. Aku bingung merasakan kebingungan yang kurasakan. Aku tak tau bagaimana membagi yang tak bisa kubagi.
Kembalilah. Kuatlah agar mampu kuatkan aku lagi. Aku tak akan membagi bebanmu. Tapi setidaknya, ketika melihatmu kuat aku merasa tak ada lagi yang harus kucemaskan. Segalanya kan terlihat mudah dan baik-baik saja.
Pulanglah. Ke rumahmu yang sebenarnya. Di hatiku.
posted from Bloggeroid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar